Hot news banget.
Hari ini gue ada janji buat pinjemin gitar ke temen komunitas untuk latihan nari anak-anak komunitas. Kita sudah bikin janji dari minggu lalu kebetulan, dari hari senin kayaknya. Nah, kebetulan hari ini gue udah nggak banyak kerjaan dan bisa pulang ke rumah buat ambil gitar, adek gue. Iya, ini bukan gitar gue, gue tidak sebegitu berbakatnya untuk bermain alat musik se-simpel gitar.
Jam 5 kami janjian di smanda, sekolah lama gue. Jam 5 juga gue baru jalan dari rumah. How predictable banget orang Indo nya hahaha... Tanpa banyak pikir, berkendaralah gue ke smanda dengan gitar besar di punggung. Jumat sore yang artinya waktu orang-orang pulang kerja, yang artinya macet berkepanjangan dari gang depan rumah sampai ke tengah kota.
Sampailah gue di smanda, magrib-magrib gengs. Habis solat magrib di masjid smanda gue langsung kasih gitar tanpa basa-basi, karena di komunitas gue masih sedikit bisa berkontribusi dan karena sudah malam jadilah gue nggak bisa lama-lama di sana.
Singkat cerita habis solat magrib sekitar jam setengah tujuh malam. Gue jalan pulang dong dari masjid ke gerbang yang jaraknya itu cukup dekat, 10 meter lah kira-kira. Dan gerbang utama ditutup, digembok. Nunggu lama...lama....lama.... Ternyata satpam yang pegang kuncinya sudah ganti dan bukan bapak yang biasanya bertugas sejak 2013 lalu.
Gue nggak bisa banyak beraktifitas karena sudah malam dan gelap. Walhasil gue bertelponan ria dengan Sahda, teman sepergaulan semasa sma. By the way itu unpredictable banget telponannya hahaha. Telponannya cukup singkat, berbicara mengenai kehidupan sma yang penuh drama, perubahan tempat, smanda jadi punya mini bus sendiri, sampai punya mobil pick up sendiri, anak-anak osis-pk yang sedang ngurusin smanda olympic. Kita bicara ini sampai satpam datang untuk buka gerbang.
Semudah itu saya bernostalgia, mulai dari terkunci sampai bicara nostalgia. Gitu.
Hari ini gue ada janji buat pinjemin gitar ke temen komunitas untuk latihan nari anak-anak komunitas. Kita sudah bikin janji dari minggu lalu kebetulan, dari hari senin kayaknya. Nah, kebetulan hari ini gue udah nggak banyak kerjaan dan bisa pulang ke rumah buat ambil gitar, adek gue. Iya, ini bukan gitar gue, gue tidak sebegitu berbakatnya untuk bermain alat musik se-simpel gitar.
Jam 5 kami janjian di smanda, sekolah lama gue. Jam 5 juga gue baru jalan dari rumah. How predictable banget orang Indo nya hahaha... Tanpa banyak pikir, berkendaralah gue ke smanda dengan gitar besar di punggung. Jumat sore yang artinya waktu orang-orang pulang kerja, yang artinya macet berkepanjangan dari gang depan rumah sampai ke tengah kota.
Sampailah gue di smanda, magrib-magrib gengs. Habis solat magrib di masjid smanda gue langsung kasih gitar tanpa basa-basi, karena di komunitas gue masih sedikit bisa berkontribusi dan karena sudah malam jadilah gue nggak bisa lama-lama di sana.
Singkat cerita habis solat magrib sekitar jam setengah tujuh malam. Gue jalan pulang dong dari masjid ke gerbang yang jaraknya itu cukup dekat, 10 meter lah kira-kira. Dan gerbang utama ditutup, digembok. Nunggu lama...lama....lama.... Ternyata satpam yang pegang kuncinya sudah ganti dan bukan bapak yang biasanya bertugas sejak 2013 lalu.
Gue nggak bisa banyak beraktifitas karena sudah malam dan gelap. Walhasil gue bertelponan ria dengan Sahda, teman sepergaulan semasa sma. By the way itu unpredictable banget telponannya hahaha. Telponannya cukup singkat, berbicara mengenai kehidupan sma yang penuh drama, perubahan tempat, smanda jadi punya mini bus sendiri, sampai punya mobil pick up sendiri, anak-anak osis-pk yang sedang ngurusin smanda olympic. Kita bicara ini sampai satpam datang untuk buka gerbang.
Semudah itu saya bernostalgia, mulai dari terkunci sampai bicara nostalgia. Gitu.