Hai covid-19!
Sudah satu bulan lebih dua minggu terlewati dengan kuliah online, revisi skripsi secara online, uas online, pesan makan online, bayar indomaret pake debit card, sampai gegoleran tidak berakhlak di kosan. Entah sudah berapa lama saya berada di kasur dibandingkan menapaki bumi.
Bulan ini saya melihat sedikit dari banyak yang bertahan mencari uang di jalan. Saya tidak yakin apakah mereka merugi atau hanya sekadar mencoba peruntungan. Ojek online kebanyakan hanya mendapat pesanan antar makanan. Tidak lagi bisa bepergian sesuka kita.
Pandemi ini membawa bencana, tidak diragukan lagi. Pandemi ini membongkar kebusukan oknum yang mementinkan kepentingan golongan. Pandemi ini merusak moral. Pandemi ini membuat banyak orang kehilangan mata pencaharian utamanya. Pandemi ini membuat saya terhambat skripsinya.
Pada bulan ini juga saya menyaksikan dimana negara merelakan yang memiliki kewajiban untuk berjuang tanpa tameng, memaksa yang lemah untuk tetap di rumah, yang memiliki jabatan tetap mengatur sedemikiran rupa agar tetap tidak berkurang sumber pundi-pundi hartanya dan yang miskin tetap terlunta-lunta.
Negara ini tidak hanya butuh lebih banyak orang yang kaya raya, melainkan orang yang mau dan berani dihujat untuk menolong sesama. Negara ini memiliki lebih banyak komentar nyiyir orang-orang dibanding dukungan dan perkataan baik untuk mendukung penanggulangan pandemi ini.
***
Saya merupakan satu dari 48 mahasiswa yang berada di kelas saya yang sedang dalam proses penyusunan skripsi. Banyak kebijakan institusi yang baru yang tidak wajar, ada juga kebijakan yang tidak seimbang. Tahun ini saya dan teman-teman saya ingin lulus kuliah dengan baik. Pada tahun ini saya ingin mengemban gelar sarjana di belakang nama saya.
Saya sudah meninggalkan kedua orangtua dan kedua saudari saya di pulau seberang. Saya berada di pulau dengan perkembangan pandemi yang pesat. Saya tahu mereka khawatir, saya juga mengkhawatirkan mereka. Saya berusaha selalu sehat disini. Saya berusaha membahagiakan mereka lewat perantauan saya di sini. Saya sedang berusaha untuk pulang dengan gelar sarjana.