November 30, 2021

S.Tr.Keb, Bdn

Selamat bulan Desember saudara sekalian.

Tahun baru sudah di depan mata, masa depan harus tetap dikejar, covid-19 masih ada -bahkan ada varian baru, omicron namanya-. Berbicara soal covid-19, saya kebetulan diwisuda sarjana di Agustus tahun 2020. Dimana saya menggarap skripsi pada awal tahun 2020, saat covid-19 mulai merajalela. Sulit? Sepi? Menyedihkan? Iya. Kembali pada topik wisuda dimasa pandemi, tepat pada Agustus 2020 juga saya mulai di semester baru untuk program pendidikan profesi, dengan kata lain saya wisuda sekaligus menjalankan perkuliahan di program profesi secara bersamaan. Hari wisuda saya bertepatan dengan hari kami semua praktik klinik. Direncanakan bahwa saya akan wisuda di rumah secara daring, tapi ibu partus berkata lain. Saya berakhir wisuda di klinik dengan menunggu kala 4 di ruang jaga bersama kak aul, berfoto dengan scrub, pakaian seadanya, koneksi sekenanya. How pathetic?

Melanjutkan cerita sedih dimasa wisuda pandemi. Tahun ini Oktober 2021 saya diwisuda kembali, untuk menyandang gelar keprofesian saya. Kasus covid-19 sudah mulai turun, pelonggaran kebijakan terjadi di banyak tempat. Pulau Jawa sudah menjalankan PPKM Level 1 yang berdampak pada kegiatan wisuda 2021. Kami diwisuda secara luring. Thank god!. Obviously, the news make us happy, after all we've been through in pandemic era like this. We thought this is our payback. But it isn't. Kami diwisuda tanpa pendamping. Another sad story. Kami sudah terlalu bodoamat untuk meminta lebih, we are glad we passed all the curse, we made it. 

Tertanda,

Ade Nurul Ashifa, S.Tr.Keb, Bdn

Share: