Kalau kata pepatah di buku yang pernah gue
baca yang intinya –kalau kita hijrah ke tempat yan jauh, maka kita akan
mendapatkan pengganti apa yang kita tinggalkan. Kayak saudara contohnya.-
gitulah pokoknya.
Jadi gini. Ngomongin PTN lagi ceritanya. Sekitar
5% dari angkatan 2015 udah padaan lulus tahun ini. Bisa dibilang mereka
akselerasi. Dan emang begitu nyatanya. Beberapa dari mereka bahkan udah
keterima di PTN bro. PTN. Iya, perguruan tinggi negeri. Lewat SNMPTN undangan.
Alhamdulillah gue ikut bersyukur. nilai mereka pastinya besar-besar....
pastinya mereka suka ikut lomba-lomba di sekolah. Nggak kayak gue. Udah nilai
biasa-biasa aja. Ikut lomba juga gak pernah. PTN mana yang mau nampung anak
kayak gue? -_-
Tapi jalan hidup orang beda-beda, walaupun
tujuannya satu tapi tetep aja jalannya nggak sama. There’s something different
in you. Makin ngelantur aja dari apa yang pingin gue omongin *elah. Anyway... sebenernya hijrah itu bukan cuma
perkara tempat aja lho! Kenapa gue bilang begini? Karena gue yakin kebanyakan
dari kalian akan berpikir bahwa hijrah itu berhubungan sama tempat. Meskipun
secara harfiah memang demikian, tapi enggak semua hijrah itu bertujuan ke
tempat kok.
Hijrah disini bisa didefinisikan sebagai
perubahan. Disini gue bisa ambil contoh masa sekarang kita, masa muda bisa
dibilang. Banyak kegiatan nggak bermanfaat yang kita lakukan, misalnya aja
makan fast food. Memang enak siih,lagi pula harganya masih terjangkau. Tapi di
masa depan kita nggak bakal tau apa yang terjadi sama tubuh yang sekarang bisa
kita banggain. Hijralah ke kebiasaan yang lebih baik. Sebenernya masih banyak
hijrah-hijrah lainnya yang musti kita lakukan untuk kebaikan kita juga. Selain
baik untuk kita baik juga dilihat sama orang.
Kenapa gue bilang baik dilihat orang? Karana
sebagian besar orang Indonesia -termasuk orang tua gue- berkeyakinan apa yang
baik itu bagus dilihat orang. Itu aja. Sebenernya nggak penting-penting amat
siih pendapatnya orang tentang kita... tapi mau diapain lagi? Itu udah mendarah
daging di orang-orang Indonesia. Ngopeni orang
kalo bahasa jawa-nya. Merduliin orang kata lainnya. Penting sih, tapi kalo
ujung-ujungnya malah jadi ngegunjing? Malah jadi ngehujat? Malah jadi fitnah?
Nggak ada manfaatnya juga sebenernya, Cuma bikin tambah dosa *hoaam*.
Coba deh, mulai aja hijrah dari hal-hal kecil
kayak diatas dan hal-hal buruk lainnya dari sekarang. Meskipun lo bakal di-cap
nggak gaul lagi, nggak asik lagi, nggak pecah
lagi sama kawan-kawan lo... semua hal-hal baik bakal berdampak positif bagi
kita, sekarang atau di masa depan. Tapi itu balik lagi sama individunya, mau
hijrah apa engga? Sekian.